Harimau Putih Titipan

Waktu itu umurku baru 6 tahun, tiba-tiba saja aku melihat harimau besar yang datang menghampiriku, aku takut dan aku berlari ke ibuku lalu menangis dan menjelaskan apa yang barusan aku lihat.
“Bu, aku melihat harimau putih besar disana, ucapku sambil menangis”.
“Mana ada harimau ditempat ini dek, ada-ada saja kamu ini, ucap ibu”.
“Benar bu, tadi aku melihatnya disana, ucapku sambil menunjuk-nunjuk”.
“Tapi disana ga ada harimau dek, kamu lagi ngigo ya dek, kamu istirahat saja sana, ucap ibu”.
Akhirnya aku pun beristirahat dikamarku ini dan sambil memikirkan apa yang baru saja aku lihat. Aku tidak bisa tidur, karena memikirkan harimau itu. Sepanjang hari itu aku terus memikirkannya, waktu sudah menunjukan waktu magrib. Setelah aku menunaikan solat magrib bersama ayahku, aku menuju kamar untuk belajar. Tak disangka ada harimau putih itu lagi, dia sedang tidur di kasurku, lantas aku langsung berteriak dan seketika itu pula orang rumah menghampiriku. Aku menjelaskan semua kejadian itu kepada orang rumah, tapi tidak ada satupun yang melihatnya.
Setelah kejadian tersebut, aku tidur ditemani oleh ayahku, karena aku takut dengan harimau itu. Mungkin karena kejadian itu, aku lebih mudah untuk tidur malam lebih cepat, tapi mimpiku sedikit aneh dari biasanya, aku didatangi oleh kakek-kakek berjenggot panjang, dan dia berkata.
“wan, mungkin kamu tidak mengenal kakek buyut mu ini, tapi kakek mau menitipkan sesuatu kepada awan.” Ucap kakek tersebut.
“kakek mau menitipkan apa ?” jawabku polos.
Lalu datanglah harimau-harimau yang beraneka ragam warnanya dan segala ukurannya. Entah darimana harimau-harimau itu datang, aku kaget sekali, kenapa bisa tiba-tiba harimau itu muncul disini, pikirku.
“Kakek mau menitipkan harimau putih ini untukmu wan, karena kamu cucu kakek.” Ucap kakek.
“Aku tidak mau kek, aku takut dengan harimau itu, bagaimana kalo dia tiba-tiba menerkamku kek?”ucapku.
“Kamu tenang saja cu, harimau ini tidak akan menerkammu, justru harimau ini akan menjagamu dari malapetaka.” Ucap kakek.
“Apa itu benar kek?” kataku.
“Benar cu, kakek titipkan ini kepadamu ya.” Ucap kakek itu sambil tersenyum dan tiba-tiba menghilang.
Mimpi tersebut terasa hanya sebentar, tapi didunia nyata terasa lama, karena ketika mimpi itu selesai, aku terbangun dari tidurku. Ternyata waktu sudah menunjukan pukul 5 pagi, waktunya aku solat subuh bersama ayah.
Setelah solat subuh, aku menceritakan mimpiku yang barusan saja terjadi kepada ayah, dan ayah berkata padaku, bahwa harimau tersebut adalah amanah dari kakek buyut, dan aku tidak perlu takut pada harimau itu, karena harimau itu memiliki niat yang baik kepadaku.


0 komentar:

Post a Comment

My Instagram